Jumat, 23 September 2011

Situasi Narkoba di Indonesia

Situasi Narkoba di Indonesia


Narkotika yang paling sering digunakan di Indonesia adalah marijuana (ganja) dengan perkiraan 1.3% dari total populasi yang menggunakannya,  sesuai laporan UNODC dalam Laporan Narkotika Dunia 2006. Zat Amphetamine (shabu) dan ekstasi juga mempunyai frekuensi pengguna yang tinggi, karena kedua zat tersebut dikonsumsi oleh 0.6% dari populasi, sementara putaw yang juga sudah tersebar meluas, dikonsumsi oleh 0.2% dari jumlah penduduk Indonesia.
Meningkatnya penggunaan ATS (amphetamine type stimulants) di Indonesia, yang melebihi popularitas opium/putau, mencerminkan sebuah tren baru dunia. Harus diingat pula, bahwa di saat Indonesia tidak populer sebagai negara produsen narkoba, ternyata di sini ada beberapa laboratorium ATS terselubung yang berhasil dibongkar pada beberapa tahun terakhir ini, yang mengilustrasikan kenaikan pengguna ATS di Indonesia.
Marijuana diproduksi pada tingkatan yang cukup untuk memenuhi permintaan pasar domestik,dengan mayoritas penanamannya di provinsi Nangroe Aceh Darussalam, walaupun tanaman ini tidak diekspor dalam skala besar. Ribuan pulau di Indonesia serta lokasinya yang berdekatan dengan pelabuhan laut yang sibuk, membuat Indonesia menjadi tempat transit populer di antara daerah penghasil narkoba yang dikenal dengan Segitiga Emas dan Australia.
Meningkatnya jumlah Pengguna Jarum Suntik (IDU) turut menjadi penyumbang dalam peningkatan jumlah orang-orang yang terkena HIV. Berdasarkan penelitian di Jakarta, UNAIDS mengungkapkan bahwa sebanyak 48% dari pengguna jarum suntik telah terinfeksi HIV/AIDS.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar